Hingga saat ini, lebih dari 274 perawat meninggal dunia, dan lebih dari 5.884 ribu telah tertular COVID-19.
Di Hari Perawat Nasional yang jatuh pada 17 Maret lalu, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengingatkan perjuangan perawat di masa pandemi. Banyak hal harus diperhatikan, perawat tak hanya harus merawat dan memotivasi pasien, namun juga menjalankan tugas rumah sakit tambahan di tengah pandemi.
"Perawat harus merawat pasien, melakukan assignment, sampai kajian pemeriksaan bagi keberhasilan fisik, wawancara, dan penulisan-penulisan lainnya untuk melengkapi data pasien. Bahkan akhir-akhir ini membantu melaporkan progres perkembangan pasien, misalnya gizinya dan fisioterapinya," kata Ketua Umum PPNI Dr. Harif Fadhillah dalam siaran pers virtual, Rabu (17/3).
Di sisi lain, para perawat memiliki beragam kendala pribadi yang harus dihadapi. Di antaranya kekhawatiran terpapar virus corona, meninggalkan keluarga di rumah, hingga kesulitan keuangan.
Belum lagi adanya stigma bahwa perawat dinilai membawa virus. Tak jarang, sejumlah perawat tak diterima di lingkungan rumah, bahkan diusir dari tempat tinggalnya.
Kini, Indonesia kembali dihadapkan dengan potensi lonjakan kasus COVID-19 pasca Idul Fitri. Sebab masih banyak warga yang nekat mudik, silaturahmi fisik, buka bersama, dan menjalankan tradisi Ramadhan dan Idul Fitri lainnya.
Diketahui, kerumunan dan abai prokes dari kegiatan tersebut adalah celah penularan tinggi yang dapat memicu kenaikan kasus COVID-19. Sehingga pemerintah kini gencar menyiapkan langkah antisipasi penanganan lonjakan kasus corona. Artinya, perawat juga harus bersiap.
kumparan akan membahas langsung hal ini bersama Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah dalam Live Corona Update bertajuk 'Potensi Corona Melonjak Usia Idul Fitri, Perawat Kerja Keras Lagi'. Perbincangan ini akan ditayangkan melalui Youtube pada Jumat (21/5) pukul 14.00 WIB.
Saksikan tayangan selengkapnya di sini