Berawal dari keresahan akan harga kelapa dari petani di Indragiri Hilir, Riau, yang terlampau rendah di tengkulak, Muhammad Aria Yusuf bersama tiga sahabatnya menggagas InacomID, sebuah aplikasi yang menghubungkan petani, pemilik lahan, usaha kecil mikro dengan pasar lokal dan internasional untuk kegiatan jual beli.
Meski kelapa Indragiri Hilir memiliki kualitas yang diminati pasar internasional, sayangnya para petani masih menggunakan cara tradisional. Sehingga, mereka tak bisa mengatur kualitas produk yang akan dihasilkan. Harga jual kelapa pun hanya berkisar Rp 400-Rp 1.300 per kilogram.
Selain menjadi perantara penjualan, InacomID juga aktif mengedukasi petani cara bertani yang modern dan efisien, menyuguhkan nilai komoditas dari pasar atau sisi demand kepada petani, hingga memberi data tentang kualitas komoditas yang diinginkan. Dengan begitu, para petani bisa mengukur berapa nilai panennya.
Hasilnya, kini petani bisa menjual hasil panennya kepada InacomID dengan harga lebih tinggi yakni Rp 750-Rp 2.100 per kilogram. InacomID juga telah beroperasi di 9 titik yang ada di lima provinsi, seperti di Tembilahan dan Indragiri Hilir, Tanjung Jabung Timur, Lampung Selatan, Surabaya, serta Buton Utara dan Donggala dan telah membuka lapangan pekerjaan bagi 800 hingga 1.000 warga yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga dan warga setempat.
Berkat inovasinya, InacomID pun berhasil menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 bidang teknologi. Bukan hanya InacomID, sejak 2010 Astra mengadakan SATU Indonesia Awards sebagai wujud apresiasi kepada generasi muda Indonesia yang berprestasi dan memiliki kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Bagaimana kisahnya? Saksikan selengkapnya di talk show 12th SATU Indonesia Awards 2021 bersama kumparan “Melaju Bersama dengan Beribu Inovasi” di sini.