kumparan kembali menunjukkan perannya sebagai media digital berbasis teknologi yang tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga menghadirkan ruang diskusi strategis melalui kumparan Green Initiative Conference 2025. Konferensi yang berlangsung pada 17-18 September 2025 di Hotel Borobudur Jakarta ini mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat untuk bersama-sama membahas transisi energi serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan mengusung tema “Green Transition for Energy Sovereignty and National Industrial Revival”, konferensi ini menjadi forum inspiratif sekaligus komitmen kumparan terhadap kepedulian lingkungan.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad menyampaikan bahwa penyediaan energi bersih bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Menurut Arifin, semua pihak perlu dilibatkan mulai dari industri swasta, perguruan tinggi, lembaga penelitian, hingga masyarakat. Semangat kolaborasi lintas sektor inilah yang ingin terus diperkuat kumparan melalui kumparan Green Initiative Conference.
Selama dua hari, konferensi ini menghadirkan beragam sesi diskusi yang menyoroti isu penting mulai dari transisi energi, standarisasi Environmental, Social, dan Governance (ESG), kebangkitan energi dan industri, sumber listrik dan energi terbarukan, green financing, pengelolaan sampah hingga ekonomi sirkular. Sejumlah tokoh nasional hadir, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, serta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membuka sesi keynote speech dengan menegaskan bahwa akselerasi transisi energi menjadi momentum penting untuk memperkuat ekonomi hijau sekaligus menjaga daya saing nasional di tengah tantangan global. Sejalan dengan itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menekankan urgensi pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular, agar sampah tidak lagi dianggap sebagai beban melainkan sumber daya baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pandangan tersebut diperkuat oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang melihat transformasi industri hijau sebagai peluang strategis untuk meningkatkan daya saing nasional sekaligus menciptakan lapangan kerja hijau di masa depan. Hal ini juga dipertegas oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono yang mengingatkan bahwa krisis iklim sudah menjadi kenyataan hari ini, sehingga transisi menuju pembangunan hijau tidak bisa ditunda.
Diskusi berkembang dengan pandangan para akademisi yang menyoroti sektor energi sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Salah satu panel diskusi menghadirkan Dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung Dr. Ir. Moch. Chaerul, ST., MT., Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Dr. Ir. Mahawan Karuniasa, serta Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ir. Andrey Andoko, M.Sc., Ph.D. yang menekankan peluang Indonesia mencapai target 100% listrik dari energi terbarukan 10 tahun lebih cepat, yakni pada 2050 dari target semula 2060. Para akademisi ini menegaskan bahwa percepatan transisi energi tidak hanya soal menurunkan emisi, tetapi juga tentang memberikan manfaat nyata bagi industri, pendidikan, hingga komunitas lokal.
Kehadiran berbagai narasumber dalam rangkaian kumparan Green Initiative Conference 2025 mempertegas bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi dalam membangun masa depan energi bersih yang inklusif. Hal tersebut memperlihatkan bagaimana perbedaan latar belakang justru melahirkan kekuatan baru ketika semua pihak berpadu dalam tujuan yang sama, yaitu membangun masa depan yang berkelanjutan. Bagi kumparan, kepercayaan tersebut menjadi energi untuk terus menghadirkan ruang diskusi yang relevan, inklusif, dan berdampak nyata.