Indonesia masih terus berjuang untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19. Tambah berat, karena virus corona varian baru mulai terdeteksi di tanah air. Salah satunya adalah varian Corona Delta atau B.1617.2 yang berasal dari India.
Menurut keterangan dari WHO, varian corona ini disebut lebih menular dan mematikan dari varian lainnya.
Dalam laporan Kementerian Kesehatan pada 13 Juni 2021, sebanyak 145 kasus yang terdiri dari varian Alpha (B117), varian Beta (B1351), dan varian Delta (B16172) telah dilaporkan masuk ke Indonesia.
Dari 145 kasus tersebut, varian Delta atau yang pertama kali ditemukan di India ini angkanya cukup mendominasi dibandingkan dengan varian lain.
Tercatat sebanyak total 104 kasus varian Delta ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Terbanyak, yakni 76 di antaranya ditemukan di Jawa Tengah, salah satunya di Kudus. Varian ini juga diduga menjadi pemicu lonjakan kasus yang begitu signifikan di Kudus dalam beberapa waktu terakhir.
Pertumbuhan kasus dengan varian Delta ini terus naik. Teranyar, muncul di Bekasi. Dua orang warga Bekasi dinyatakan tertular virus ini, dan kemudian dirawat di rumah sakit di Jakarta.
Terdeteksinya varian Delta di Jakarta ini dikhawatirkan 'mendongkrak' angka kasus positif. Terlebih saat ini kondisi corona di Jakarta naik dalam beberapa waktu terakhir.
Penuhnya RS Wisma Atlet, menjadi salah satu bukti kenaikan kasus di Ibu Kota. Per Kamis (17/6) jumlah pasien di Wisma Atlet ada 5.730 orang dengan BOR 77,50 persen.
Lantas, langkah apa yang bisa dilakukan untuk membendung varian corona ini?
kumparan akan mengulasnya langsung bersama Koordinator Operasional RSDC Wisma Atlet Kolonel dr. Ckm Stefanus Dony dan Ketua Umum IDI dr Daeng Muhammad Faqih.
Seperti apa perbincangannya? Mari simak di Live Corona Update bertajuk 'Corona di Kudus Tak Terkendali' di sini.