Belakangan, masyarakat mulai melek investasi. Salah satu pilihan investasi yang lebih terukur karena risikonya rendah adalah dengan reksa dana.
Reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi ini memiliki sejumlah metode yang dikenal banyak para investor. Tetapi, ada dua metode yang sering digunakan yakni lump sum atau investasi dengan nominal besar sekaligus di satu waktu dan dollar cost averaging (DCA) atau konsisten berinvestasi setiap bulan atau periode tertentu dengan nominal yang sama.
Head of Investment Specialist Syailendra Capital, Aldies Sageri, mengatakan metode DCA lebih baik untuk diterapkan. Selain menjaga return, tetapi juga bisa melatih kita untuk konsisten berinvestasi.
"Saya percaya sekali konsistensi adalah kunci untuk mencapai suatu tujuan. Jadi percuma banyak ilmu investasi tapi tidak konsisten untuk investasi," ujar Aldies dalam Live Instagram Kelas Investasi kumparan, Selasa (5/10).
Metode DCA bukan diperuntukkan bagi pemula saja, tapi menurut Aldies juga bagus diterapkan untuk yang sudah berpengalaman. Jika berkaca kepada return yang dihasilkan, dia berpendapatan DCA lebih menguntungkan daripada menggunakan metode lump sum.
"Contoh saya invest Rp 10 juta lump sump saat ini dan saya tahan 10 tahun di reksa dana saham. Satu lagi saya investasi secara berkala hanya Rp 100 ribu ke reksa dana saham yang sama 10 tahun time framenya. Dengan naik turunnya market along the way I think harusnya dengan DCA akan lebih diuntungkan dalam sisi return," jelasnya.
Kamu bisa menyaksikan diskusi lengkap Kelas Investasi ini langsung di tautan ini.